http://www.emocutez.com Hello...Welcome to my blog!

16 Maret 2011

Iklan Laris - Konsumen Kritis

Kuliah kelima disampaikan oleh Bapak Chairy mengenai iklan dan perilaku konsumen. Maraknya iklan dalam berbagai bentuk di media seolah menjadi kekuatan untuk menjual berbagai hal. Menurut Paul Copley, advertising is by and large seen as an art – the art of persuasion – and can be defined as any paid for communication designed to inform and/or persuade.Iklan adalah sebuah seni dari persuasi dan dapat didefinisikan sebagai desain komunikasi yang dibiayai untuk menginformasikan atau membujuk. Sehingga tujuan iklan seringkali memiliki sebuah label 'komersil' (hanya untuk aktivitas promosi dan berjualan) yang memang mempengaruhi pikiran, keputusan dan tindakan khalayak (konsumen) untuk 'membeli' barang atau jasa yang ditawarkan.

Selain itu “Advertising can be used to build up a long-term image for a product or trigger quick sales ”. Artinya, iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu produk atau sebagai pemicu penjualan secara cepat. Iklan bisa dalam bentuk verbal (tertulis atau lisan), visual (gambar dan ilustrasi), atau kombinasi keduanya. Dalam iklan terdapat sebuah motivasi khusus untuk membangkitkan emosi berbelanja dan dapat mendorong pembelian yang membantu konsumen dalam memecahkan masalah mengenai kebutuhan untuk menghindari hasil yang negatif. Bisa dikatakan iklan merupakan komunikasi yang menjembatani antara pemasar dan konsumen.



Iklan memiliki suatu daya tarik dalam membujuk konsumen agar melakukan pembelian. Daya tarik iklan tersebut bisa meliputi rasa takut, humor, iklan yang kasar dan seks dalam iklan. Berdasarkan gagasan pembagian otak, seorang perinitis mengenai konsumen mengemukakan teori bahwa para individu secara pasif mengolah dan menyimpan informasi (nonverbal dan bergambar) di otak kanan berarti tanpa keterlibatan secara aktif. Pembelajaran pasif dianggap terjadi melalui penampilan iklan televisi yang berulang kali. Misalnya saja iklan berbagai produk susu bagi anak di televisi, seolah seperti mengemas makna yang secara tidak langsung menanamkan pesan secara simultan kepada khalayak yang merupakan konsumen.



Daya tarik iklan tidak hanya pada pengolahan dan implementasi audio visual, tetapi penggunaan selebriti atau public figure. Para pemasar dan penjual berfokus pada penjualan yang berbasis pada tren atau apa yang sedang dilirik pasar dan khalayak. Para pemasar atau penjual memilih selebriti atau public figure sesuai dengan karakteristik atau citra yang melekat pada sosok selebriti atau public figure tersebut. Atau bahkan berusaha melekatkan citra sang selebriti dengan produk atau jasa yang diiklankan. Meski harus mengeluarkan 'kocek' yang besar, para pemasar dan penjual percaya bahwa iklan akan lebih efektif dan cepat mempersuasi para khalayak untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.



Ciri konsep pemikiran masyarakat sebagai konsumen adalah memiliki harapan agar 'mirip' para selebritis atau sekedar 'ikut-ikutan' menggunakan berbagai produk dan jasa yang digunakan para selebritis pada iklan (role model). Sehingga terkadang khalayak mengesampingkan makna pesan sebenarnya iklan produk dan jasa tersebut, tanpa berpikir apakah produk dan jasa tersebut benar-benar berkualitas dan dibutuhkan. Terjadilah pola konsumerisme akibat latahnya masyarakat kita.


Inilah gambaran dunia komunikasi lewat iklan dewasa ini. Penuh dengan pemanfaatan berbagai hal bermuatan pesan 'menjual' yang terkadang tidak layak ditampilkan atau terkesan tidak mendidik dan jujur pada khalayak. Semoga kita sebagai generasi muda komunikasi yang cerdas dan kreatif dapat belajar menghasilkan berbagai karya (baik itu iklan, artikel, berita, informasi atau bentuk lainnya) yang jujur, berimbang, mendidik, positif, dan bermanfaat bagi banyak orang. Terkait dengan iklan dan perilaku konsumen, semoga konsumen dan khalayak di negeri ini dapat lebih selektif dan kritis dalam memaknai iklan yang beredar. Jadi, meski iklan laris beredar sebaiknya konsumen (khalayak) lebih kritis dalam memaknai iklan.

Daftar Pustaka :
Leon Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Perilaku Konsumen (edisi ketujuh). Jakarta : PT Indeks.



Referensi gambar dan video :
www.google.com
www.youtube.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar