Kuliah ketiga disampaikan oleh Bapak Kurnia Setiawan mengenai Semiotika. Semiotik berasal dari bahasa Yunani seme;semeiotikos (penafsiran tanda). Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti bahasa atau kode. Tokoh perintis awal semiotika adalah Plato. Ia memeriksa asal muasal bahasa. Lalu muncul Aristoteles yang mencermati kata benda.
Semiotika berusaha melakukan pendekatan untuk memahami makna tertentu melalui pengenalan tanda, simbol, atau lambang. Ada tanda yang alami dan ada juga tanda yang disepakati. Tanda alami adalah tanda yang memang sudah secara alamiah ada tanpa disepakati atau dibuat (berasal dari alam). Sedangkan tanda yang disepakati adalah tanda yang dibuat dan disepakati artinya. Tetapi bisa juga sebuah tanda alami menjadi tanda yang disepakati. Contoh : Karena kebutuhan pemotretan, fotografer melakukan setting lokasi melalui semprotan air agar terlihat hujan.
Di jaman ini penggunaan tanda, lambang, atau simbol memiliki makna yang mewakili fenomena, peristiwa, karakter, dan berbagai perwujudan lainnya. Seperti pakaian, aksesoris, mobil, dan berbagai fisik material lainnya yang menjadi lambang prestise bagi sejumlah orang yang hidup di kota besar (lifestyle). Semua ini merupakan semiotika yang berkembang pemaknaannya.
Dalam dunia komunikasi (periklanan, public relations dan jurnalistik), semiotika merupakan salah satu strategi untuk dapat mengemas keunikan sebuah pesan pada produk massa. Tujuannya sangat sederhana, yaitu melakukan brand dan positioning di hati khalayak. Karena semiotika memiliki kelebihan untuk menggali makna lebih dalam. Sehingga khalayak akan mendapatkan berbagai perspektif menarik dan mengerti betapa produk massa saat ini juga memiliki keunikan. Semua itu didapatkan melalui pendekatan dan implementasi semiotika.
Billboard di Indonesia |
Iklan di bawah jembatan layang, Indonesia |
Iklan melalui tampilan pada tepi jalan |
Seorang 'nenek' yang ditandai sebagai sosok yang 'tangguh' |
Namun, yang menjadi persoalan saat ini adalah kemampuan untuk melakukan filterisasi terhadap pesan dan makna itu sendiri. Karena sebenarnya semiotika mengandung unsur pesan subjektif, dan pemaknaan terhadap berbagai tanda itu akan sangat bervariasi bergantung pada subjek pesan. Realitanya begitu banyak pesan yang tak hanya verbal namun juga non verbal dan di sinilah semiotika berkembang. Saat ini semua orang bebas melakukan berbagai penafsiran terhadap berbagai tanda yang ada dalam bentuk apapun. Bahkan semua orang memanfaatkan tanda untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dalam kehidupannya saat ini. Inilah yang disebut 'kemasan tanda', di mana semua tanda mengemas pesan yang sebenarnya memiliki tafsiran yang luas dan tak terpisahkan dalam kehidupan saat ini.
Referensi gambar dan video :
www.google.com
www.youtube.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar